Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Mantan Pasien Kusta

  • Nurfardiansyah Bur Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
  • A. Rizki Amelia Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
  • Nurgahayu Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
Keywords: kepatuhan berobat, pasien kusta, rumah sakit

Abstract

Penyakit kusta adalah penyakit yang lekat dengan pandangan negatif dan diskriminasi, baik yang muncul dari
dalam diri sendiri maupun dari masyarakat, anggota keluarga maupun dari penderita kusta itu sendiri, misalnya
menghindari kontak langsung hingga dikucilkan dan dibuang oleh masyarakat dari tempat tinggalnya.Stigma
yang ada dalam masyarakat membuat penyandang kusta hidup dalam ketakutan dan malu berada di tengahtengah masyarakat. Disamping berbagai nama tentang kusta yang menggambarkan betapa bahaya dan
menjijikkan penyakit ini. Hal lain, adanya berbagai kepercayaan tentang asal usul penyakit ini menyebabkan
para penyandang kusta merasa bersalah, pasrah dan malu Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan berobat mantan pasien kusta di Rumah Sakit Kusta Dr. Tadjuddin
Chalid Makassar. Penelitian merupakan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh mutu pelayanan kesehatan terhadap kepatuhan berobat mantan pasien kusta di Rumah
Sakit Kusta Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.Teknik pengampilan sampel yaitu sampel dihitung dengan
menggunakan rumus yang dikutip dari Notoatmodjo (1993)dengan jumlah sampel yakni 87 mantanpasien di
Rumah Sakit Kusta Dr. Tadjuddin Chalidditentukan secara Simple Random Sampling.Hasil yang diharapkan
dalam penelitian ini masyarakat yang terdeteksi sebagai penderita kusta agar rutin melakukan pengobatan agar
dapat terhindar dari cacat kusta yang diakibatkan dari penyakit kusta.

References

Amirudin, D. M., Zainal, H., Eml, D.. (2003). Diagnosis Penyakit Kusta. Dalam Daili, E. S. S, Menaldi, S. L,
Ismiarto, S. P, Nilasari, H. (ed). Kusta. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Ester, Monica. (2000). Psikologi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Fatmala, K.A., 2016. Hubungan Faktor Individu, Keluarga, Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Dengan
Kepatuhan Minum Obat Penderita Kusta (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Pragaan Kabupaten
Sumenep).
Gulzar, S.A. et al., (2013). Perceptions Of Leprosy And Its Attributes Among Health Care Workers in Karachi,
Pakistan. Journal on Nursing, 3(3), p.24.
Hutabarat, B., (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita
Kusta di Kabupaten Asahan Tahun 2007.
Indanah & Suwarto, (2014).Upaya Menurunkan Kecacatan Pada Penderita Kusta Melalui Kepatuhan Terhadap
Pengobatan dan Dukungan Keluarga.JIKK, 5(3), pp.69–80.
Khotimah, M., (2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dan Peran Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan
Minum Obat Kusta. Unnes Journal of Public Health, 2, pp. 1-5.
Kosasih, A, et al, (2011), Kusta. Dalam: Juanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. (eds). Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi Keenam.Edisi %. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 73-88.
Lubis, S.R, (2013). Profil Penderita Kusta Di Tiga Rumah Sakit Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Periode 1
Januari 2008 – 31 Desember 2012 (Yogyakarta),.
Notoatmodjo. (1993). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Purba, John Edison. (2009). Pengaruh Intervensi Rehabilitasi Terhadap Ketidakmampuan Bersosialisasi pada
Penderita Skizofrenia yang Dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.Tesis.
Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Rukua, M.S., Martini, S. & Notobroto, H.B., (2015).Pengembangan Indeks Prediktif Kejadian Default
Pengobatan Kusta Tipe MB Di Kabupaten Sampang.Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(3), pp.387-99.
Rustam, M.Z.A., (2014). Model Matematis Pengobatan Multy Drug Therapy Pada Penderita Kusta Tipe MB
Yang Telah Release From Treatment di Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis. Surabaya: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
Selum & Wahyuni, C.U., (2012).Risiko Kecacatan pada Ketidakteraturan Berobat Penderita Kusta di Kabupaten
Pamekasan Provinsi Jawa Timur.The Indonesian Journal of Public Health, 8(3), pp.117-21.
World Health Organization. (2013). Weekly Epidemiological Record. Nomor 35, 88:365-380.
Wisnu, M. I dan Gudadi, H. (2003). Pencegahan Kecacatan Kusta. Dalam Daili, E. S. S, Menaldi, S. L,
Ismiarto, S. P, Nilasari, H. (ed). Kusta. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Zakiyyah, N.R., Budiono, I. & Zainnafree, I., (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kepatuhan Minum Obat Penderita Kusta di Kabupaten Brebes.Unnes Journal Of Public Health, 3,
pp.58-66
Published
2018-01-25
How to Cite
1.
Nurfardiansyah Bur, A. Rizki Amelia, Nurgahayu. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Mantan Pasien Kusta. woh [Internet]. 2018Jan.25 [cited 2024Nov.22];1(1):50 -55. Available from: https://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/540
Section
Articles