Hubungan Riwayat Pola Menyusui, Usia Penyapihan dan Emotional bonding terhadap Status Gizi pada Balita

  • Hasriwiani Habo Abbas Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
  • Nur Alifah Wulandari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
  • Ayu Lestari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
  • Nurfardiansyah Bur Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
Keywords: Balita, Emotional.bonding, Status gizi

Abstract

Kualitas manusia merupakan paduan yang serasi selaras dan seimbang antara fisik, mental (rohani) dan sosial. Salah satu determinan kualitas manusia adalah terpenuhinya kebutuhan gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan manusia. Zat gizi mempunyai dimensi penting dalam pembangunan terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penelitian bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan emotional bonding terhadap status gizi pada anak balita di Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar. Jenis peneltian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study, dilaksanakan di Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar. Pemilihan tempat dan sampel dilakukan secara non random sampling: purposive sampling yakni keluarga Kelurahan Bontorannu yang memiliki anak balita sebanyak 150 sampel. Hasil penelitian menujukkan status gizi kurang balita sebanyak 90 balita (60%), sedangkan status gizi balita yang cukup 60 balita (40%), ada hubungan riwayat pola menyusui terhadap status gizi dimana p=0,000 < α=0,05 dengan jumlah balita dengan riwayat pola menyusui kurang 66.7% dan cukup sebanyak 33.3%. Usia penyapihan balita dengan keadaan kurang sebanyak 75 (83.3%), sedangkan yang cukup sebanyak 15 (16.7%). Hasil uji statistik ada hubungan usia penyapihan dengan status gizi balita. Untuk emotional bonding tidak aman sebanyak 36 anak balita (17.3%) dan yang aman sebanyak 114 anak balita (82.7%). Dari hasil uji statistik di peroleh ada hubungan emotional bonding terhadap status gizi balita dimana p=0,000 < α=0.05. Kehangatan yang muncul dari pemberian ASI dalam pola menyusui membantu mendorong dan memperkuat ikatan batin antara seorang ibu dan bayinya. Inilah cara alamiah untuk memberi makanan kepada bayi sehingga meningkatkan status gizi anak dan memberikan kedekatan emotional yang sangat kuat.

References

1. Azwar, A. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan Dimasa Depan. Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI (2004).
2. Yulianti Y, Abdullah T, Yusriani Y. Case To Action Relates To Providing Exclusive ASI in the Kassi-Kassi Health Center Work Area. Window of Health : Jurnal Kesehatan [Internet]. 25Jan.2019 [cited 26Jan.2020];:44-3. Available from: http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/woh2106. 3. Syafriana, S. Kekurangan Energi Protein pada Balita. Jakarta. 2017. 4. Yuanta, Yohan, dkk. Hubungan Riwayat Pemberian Asi dan Pola Asuh Ibu dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Anak Balita di Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi. Jurnal Kesmadaska. 48 : 56. (2018). 5. Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Ditjen Diksi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2012. 6. Departemen Kesehatan RI. Prevalensi Kejadian Gizi Buruk Indonesia. Jakarta. 2013. 7. Dinas Kesehatan Kota Makassar. Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2017. 8. Jedrychowski, Ferera F, et al. Effect Of Exclusive Breastfeeding On The Development Of Children’s Cognitive Function In The Krakow Prospective Birth Cohort Study. Eur J Pediatz;171(1): 151-158. NIH Public Acess. 2012. 9. Sundari S, Masnilawati A. Increases Knowladge Exclusive Breastfeeding at Mother in Makassar. Window of Health : Jurnal Kesehatan [Internet]. 25Jan.2018 [cited 26Jan.2020];:16-0. Available from: http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/woh1104 10. Mohamed MJ, Ochola S, Owino VO. Comparison Of Knowledge , Attitudes And Practices On Exclusive Breastfeeding Between Primiparous And Multiparous Mothers Attending Wajir District hospital , Wajir County , Kenya : A Cross-Sectional Analytical Study. Int Breastfeed J. 2018;1–10. 11. Senghore T, Omotosho TA, Ceesay O, Williams DCH. Predictors of Exclusive Breastfeeding Knowledge And Intention To Or Practice Of Exclusive Breastfeeding Among Antenatal And Postnatal Women Receiving Routine Care : A Cross-Sectional Study. Int Breastfeed J. 2018;1–8. 12. Rouli, Nababan. Akhir Masa Menyusui. Jakarta. PT. A Gramedia Pustaka. 2011. 13. World Health Organization (WHO). Exclusive Breastfeeding for Optimal Growth, Development and Health of Infants [Internet]. 2019. Available from: http://www.who.int/elena/titles/exclusive_breastd=feeding/en/. 14. Rasmaniar. Faktor Risiko Emotional bonding terhadap Status Gizi Baduta, Thesis Mahasiswa Pascasarjana Universitas Hasanuddin. 2018. 15. Supartini, Y. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2014 16. Hasyati H, Idris F, Yusriani Y. The Effect of Media Against Implementation of Early Initiation of Breastfeeding in Four Work Area Makassar Maternity Hospital. Window of Health : Jurnal Kesehatan [Internet]. 25Jan.2019 [cited 27Jan.2020];:88-6. Available from: http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/woh2110.
Published
2020-04-25
How to Cite
1.
Abbas HH, Wulandari NA, Lestari A, Bur N. Hubungan Riwayat Pola Menyusui, Usia Penyapihan dan Emotional bonding terhadap Status Gizi pada Balita . woh [Internet]. 2020Apr.25 [cited 2024Apr.29];3(2):116-22. Available from: https://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/620
Section
Articles