Dampak Kebijakan Pengadaan Obat Pada Puskesmas di Jakarta Era Jaminan Kesehatan Nasional

  • Hari Sulistiyono Program Magister Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
  • Prih Sarnianto Program Magister Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
  • Yusi Anngiani Program Magister Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
Keywords: Obat, Puskesmas, e-Purchasing, Rujukan

Abstract

Obat merupakan input penting dalam pelayanan kesehatan. Bila obat tidak tersedia, dapat berpengaruh negatif terhadap hasil terapi pasien. Tujuan penelitian observasional ini adalah untuk mengetahui proses pengadaan obat puskesmas di Jakarta, yang seluruhnya berstatus Badan Layanan Umum Daerah, guna memetakan permasalahan dan upaya penyelesaiannya. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan focus group discussion dengan Apoteker dan Pejabat Pembuat Komitmen dari 20 puskesmas yang mewakili 5 kotamadya, ditambah 1 puskesmas Kepulauan Seribu, menggunakan 20 jenis obat indikator yang 4 di antaranya adalah obat antihipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan pada Januari sampai Maret 2019 ini menunjukkan bahwa dari 21 puskesmas yang melakukan pengadaan e-Purchasing, 11 puskesmas berhasil; 3 puskesmas gagal namun menindaklanjuti melalui pengadaan langsung; dan 10 puskesmas lainnya yang gagal tanpa menindaklanjuti, sehingga terjadi kekosongan obat antihipertensi. Puskesmas yang memenuhi kebutuhan obat ditemukan memiliki apoteker penanggung jawab pengadaan obat. Pada puskesmas yang terjadi kekosongan obat, apoteker yang ada tidak diberi peran dalam pengadaan obat, kondisi tersebut berdampak pada rerata proporsi rujukan pasien hipertensi yang mencapai 12%, atau 4 kali lipat dari puskesmas yang memenuhi kebutuhan obat, yaitu 3%. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengadaan obat JKN di puskesmas di Jakarta masih mengalami hambatan, yang memerlukan dukungan peraturan pengadaan BLUD dan peran apoteker dalam pengadaan obat.

References

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1121 Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar.
4. Permatasari P, Pulungan R, Setiawati M. Sistem Perencanaan Logistik Obat Di Puskesmas. Window of Health : Jurnal Kesehatan [Internet]. 25Jul.2020 [cited 24Oct.2020];:193-01. Available from: http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/262.
5. Reski, V., Sakka, A., Ismail, S.C. Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC Indeks Kritis di Puskesmas Kandai Tahun 2016. Journal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 2016;1(4):20-28.
6. Safriantini, D ., Ainy, A., Mutahar, R. Analisis Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Pembina Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2017;2(1):89-95. 7. Athijah, Zairina E, Sukorini., 2015, Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Surabaya Timur dan Selatan. Jurnal Farmasi Indonesia,5 (1): 15–23.
8. Malasai DD, Maramis FR, Kawatu PA. 2016., Analisis Pelaksanaan Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Modayang. Ejournalhealth.1(7): 1–11. 9. Kasengkang, R. A., Nangoy, S., & Sumarauw, J. Analisis Logistik (Studi Kasus Pada PT. Remenia Satori Tepas-Kota Manado). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 2016;16(1):750-759..
10. Rosmania, F.A. & Supriyanto, S. Analisis Pengelolaan Obat Sebagai Dasar Pengendalian Safety Stock pada Stagnant dan Stockout Obat. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. 2015;3(1):110.
11. Mangindara. Analisis Pengelolaan Obat Di Puskesmas Kampala Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjaitahun 2011. Jurnal AKK, 2012;1(1):20-28.
12. Malinggas, Novianne E. R, dkk. Analisis Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah DR Sam Ratulangi Tondano. Jurnal JIKMU. 2015;5(2):448-460.
13. Ningsih A, Fudholi A, Sumarni. 2015., Hubungan Penerapan Elektronik Katalog terhadap Efisiensi Pengadaan dan Ketersediaan Obat. Journal Management Pharmacy Practice.5 (4): 241248.
14. Djatmiko, M dan Eny Rahayu. Evaluasi Sistem Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017.Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik. 2018;5(1):27-31.
15. Rumbay IN. Analisis Perencanaan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. Jikmu. 2015;5(5):12-20.
16. Triana M, Suryawati C, Sriyatmi A. Evaluasi Perencanaan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) di Gudang Farmasi Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia. 2016;2(1):44-451.
17. Sulistyorini, Agus. 2016., Perencanaan Obat dengan Menggunakan Metode Konsumsi di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Journal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 7(3):112-120.
18. Kusmini, Satibi, Suryawati. 2016., Evaluasi Pelaksanaan e-Purchasing Obat pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2015. Journal Management Pharmacy Practice. 6(4): 277-287.
19. Rosmania FA, Supriyanto S. Analisis Pengelolaan Obat Sebagai Dasar Pengendalian Safety Stock pada Stagnant dan Stockout Obat. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. 2015 Jan 1;3(1):1-10.
20. Sulistyorini A. Perencanaan Obat dengan Menggunakan Metode Konsumsi di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"). 2016 Jul 31;7(3):112-120.
Published
2020-10-25
How to Cite
1.
Sulistiyono H, Sarnianto P, Anngiani Y. Dampak Kebijakan Pengadaan Obat Pada Puskesmas di Jakarta Era Jaminan Kesehatan Nasional . woh [Internet]. 2020Oct.25 [cited 2024Dec.22];3(4):295-07. Available from: https://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/634
Section
Articles