Suplementasi Makanan Tambahan Tinggi Protein Hewani, Kalsium Dan Zinc Pada Anak Umur 6-24 Bulan Sebagai Upaya Peningkatan Panjang Badan Anak

  • Sugeng Wiyono Poltekkes Kemenkes Jakarta II
  • Muntikah Muntikah Poltekkes Kemenkes Jakarta II
  • Meilinasari Meilinasari Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Keywords: Stunting, suplementasi;, protein, kalsium

Abstract

The results of the 2021 Basic Health Research (Riskesdas) of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia that stunting prevalence in five-year-old children is 24.4%. Children who are stunted until the age of 5 years will be difficult to overcome so it will continue into adulthood and can increase the risk of offspring with low birth weight. Stunting will cause long-term impacts, namely impaired physical, mental, intellectual, and cognitive development. This research method used an experimental design by providing food in the form of 50,0 g of nuggets every day for 6 weeks as high supplements in animal protein, calcium,and zinc. The subjects of this research were children aged 6-24 months, the subjects were randomly assigned. The number of samples based on the calculation of the sample size was 30 children. The results showed that before the intervention was given to the treatment subjects, the average height was 79,6 ± 4,8 cm and after the treatment was given, the average height was 80,01±4,9 cm. Based on the results of the paired t-test there was a significant difference in height of 0,41 ± 0,26 cm (p = 0,000). For initial body weight or before being given treatment to the treatment subjects, there was an average body weight of 10,1 ± 1,5 kg and after being given treatment, the average body weight was 10,3±1,5 kg, there was no difference (p = 0,082) of body weight after being given supplementation. As a suggestion, it is necessary to develop a more varied form of food so that all age groups of infants and children can consume high supplements in animal protein, calcium and zinc.

 

 

References

1. Kemenkes RI. Penurunan Prevalensi Stunting tahun 2021 sebagai Modal Menuju Generasi Emas Indonesia 2045. Kemkes.Go.Id. 2021.
2. Beal T, Tumilowicz A, Sutrisna A, Izwardy D, Neufeld LM. A review of child stunting determinants in Indonesia. Matern Child Nutr. 2018;14(4):1–10.
3. Setiawan E, Machmud R, Masrul M. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7(2):275.
4. Yadika ADN, Berawi KN, Nasution SH. Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar. Jurnal Majority. 2019;8(2):273–82.
5. Ketut Aryastami N, Tarigan I. Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia Policy Analysis on Stunting Prevention in Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. 2017;45(4):233–40.
6. Matali VJ, Wungouw HIS, Sapulete I. Pengaruh Asupan Susu terhadap Tinggi Badan dan Berat Badan Anak Sekolah Dasar. Jurnal e-Biomedik. 2017;5(2).
7. Ambarwati I, Dewi RS, Parman P. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Pandan Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2020;6(2):721.
8. Kemenkes RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018;1–100.
9. Sudiarmanto AR, Sumarmi S. Hubungan Asupan Kalsium dan Zinc dengan Kejadian Stunting Pada Siswi SMP Unggulan Bina Insani Surabaya. Media Gizi Kesmas. 2020;9(1):1.
10. Yunitasari L. Perbedaan Intelligence Quotient (Iq) Antara Anak Stunting Dan Tidak Stunting Umur 7 Â 12 Tahun Di Sekolahdasar (Studi pada siswa SD Negeri Buara 04 Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes). Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. 2012;1(2):18822.
11. Jalal F. Penanggulangan Stunting dan Peningkatan Mutu Pedidikan Sebagai Contoh Upaya Pencapaian Tujuan SDGs. In Bandung: Universitas Pedjadjaran; 2017.
12. Kemenkes RI. Cegah Stunting, itu Penting. Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI [Internet]. 2018;1:1–27. Available from: https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/Buletin-Stunting-2018.pdf
13. Dewi & Adhi. Pengaruh Konsumsi Protein Dan Zinc Serta Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida . Arc Com Health Juni. 2016;3(1):36–46.
14. Jufri P, Sineke J, Mirna. Pemberian Makanan Ringan (Biskuit) Berbahan Dasar Pangan Lokal Tepung Tulang Ikan Malalugis (Decapterus Spp) Dan Bihun Dalam Meningkatkan Status Gizi Anak Balita Stunting Usia 1-2 Tahun. Vol. 12, GIZIDO. 2020.
15. Saragih R,. The Effect of Energy, Protein, and Central Consumption Habits on Stunting Events in Basic School Children in Langkat 2017. Vol. 2, Jurnal Riset Hesti Medan. 2017.
16. Hendaryati AAS,. Analysis of Iron, Zinc, and Calcium in Polymeric Formula to Prevent Stunting. MGM [Internet]. 2021;13:51–60. Available from: https://doi.org/10.22435/mgmi.v13i1.5315;Copyright
17. Latuihamallo A, Margawati A, Mexitalia M, Ediati A, Syauqy A. Differences in Development and Diet of Stunting and Non-Stunting Children in the Rowosari Health Center Work Area, Semarang, Indonesia. The Indonesian Journal of Nutrition) Jurnal Gizi Indonesia. 2022;10(2):1858–4942.
18. Yulianti E. Asupan makanan dengan kejadian stunting pada keluarga nelayan di Kota Bengkulu. Action Aceh Nutrition Journal. 2022;79–88.
19. Kusdalinah SD. Asupan zat gizi makro dan mikro pada anak sekolah dasar yang stunting di Kota Bengkulu. Aceh Nutrition Journal. 2021;93–99.
20. Ulfi Fadhilah A, Sartono A, Sulistya Kusuma H, Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang PS. Indonesian Journal of Human Nutrition Hubungan Tingkat Kecukupan Energi, Protein, Kalsium, dan Fosfor dengan Panjang Tungkai Remaja. Available from: www.ijhn.ub.ac.id
21. Kumaladewi D, Maryanto S, Pontang GS. Hubungan Asupan Energi, Protein, Vitamin A Dan Zinc (Zn) Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia Baru Sekolah Di Kelurahan Candirejo.
22. Yusni Adani F, Susila Nindya T. Perbedaan Asupan Energi, Protein, Zinc, dan Perkembangan pada Balita Stunting dan non Stunting. 2017;23–33.
23. Aryati E E, Suci Dharmayanti AW. Manfaat Ikan Teri Segar (Stolephorus Sp) Terhadap Pertumbuhan Tulang Dan Gigi. ODONTO : Dental Journal. 2014;1(2):52.
24. Syarif DR. Daily consumption of growing-up milk is associated with less stunting among Indonesian toddlers. Medical Journal of Indonesia. 2018;70–6.
25. Sari EM, Juffrie M, Nurani N, Sitaresmi MN. Asupan protein, kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2016;12(4):152.
26. Wati RW. Hubungan Riwayat Bblr, Asupan Protein, Kalsium, Dan Zinc Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Nutrition Research and Development Journal [Internet]. 2021;1–12. Available from: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/nutrizione/
27. Saraswati E, Budiman B. Dampak Suplementasi Makanan Berkalsium Terhadap Pertumbuhan Tulang Anak Umur 9-11 Bulan. PGM. 1999;22:5–15.
28. Rahayu ND. Hubungan Antara Asupan Protein dan Zinc Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 2-5 Tahun DI Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2015. [Bandung]: Politeknik Kesehatan Bandung; 2015.
29. Ernawati F, Rosmalina Y, Permanasari Y. Pengaruh Asupan Protein ibu hamil dan panjang bayi lahir terhadap kejadian stunting pada anak usia 12 bulan di kabupaten bogor. Penelitian Gizi dan Makanan. 2013;36(1).
30. Hidayati MN, Rukmi R, Perdani W, Karima N, Zinc P, Anak P. Peran Zinc terhadap Pertumbuhan Anak. Majority. 2019;8:168–71.
Published
2023-10-26
How to Cite
1.
Wiyono S, Muntikah M, Meilinasari M. Suplementasi Makanan Tambahan Tinggi Protein Hewani, Kalsium Dan Zinc Pada Anak Umur 6-24 Bulan Sebagai Upaya Peningkatan Panjang Badan Anak. woh [Internet]. 2023Oct.26 [cited 2024May17];:354-6. Available from: https://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/459
Section
Articles